Selasa, 02 Desember 2014

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN




Aplikasi Pembatasan Ukuran Ikan yang Menjadi Sasaran Operasi Penangkapan Ikan dalam Manajemn Sumberdaya Perikanan





Oleh : 
KHAIRUL IZZAH / G1D112014  






 
I.  PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) memiliki sumberdaya ikan yang sangat besar dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dimana perairan Indonesia memiliki 27,2 % dari seluruh spesies flora dan fauna yang terdapat di dunia yang meliputi 12,0 % mamalia, 23,8 % amphibi, 31,8 reptilia, 44,7 % ikan, 40,0 % molluska dan 8,6 % rumput laut.
Potensi sumberdaya ikan meliputi : SDI pelagis besar, SDI pelagis kecil, sumberdaya udang peneid dan krustasea lainnya, SDI demersal, sumberdaya moluska dan teripang, sumberdaya cumi-cumi, sumberdaya benih dan komersial, sumberdaya karang, sumberdaya ikan hias, sumberdaya penyu laut, dan sumberdaya rumput laut.
 Menurut data tahun 2004, kondisi sumberdaya ikan untuk perairan laut adalah sebagai berikut : potensi lestari (MSY) sebesar 6,4 juta ton/tahun, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,12/tahun atau 80 % dari MSY, dan produksi tahunan sebesar 4,7 juta ton atau 73,4 % dari MSY, sedangkan untuk perairan umum yang berupa danau, waduk, sungai dan genangan air lainnya seluas 54 juta ha memiliki potensi perkiraan 800-900 ribu/tahun, dan produksi  tahunan saat ini sebesar 325 ton atau 35 % dari potensi.) untuk memanfaatkan sumberdaya ikan Indonesia pemerintah melalui Dapartemen Kelautan dan Perikanan mencangkan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan dalam rangka pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
B.  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana batasan-batasan ukuran-ukuran ikan yang ditangkap beserta tujuannya.




II.  PEMBAHASAN

Pada usaha penangkapan ikan yang perlu di perhatikan salah satunya adalah ukuran ikan yang boleh ditangkap atau ikan yang layak tangkap, hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian sumberdaya perikanan yang ada.
Penetapan ukuran ikan yang akan ditangkap juga ditentukan oleh jenis ikannya masing-masing, setiap jenis ikan berbeda ukuran layak tangkapnya. Misalnya pada ikan tuna yang memiliki bermacam-macam jenis maka ukurannya berbeda-beda pula untuk ukuran layak tangkapnya. Ikan tuna memiliki panjang (SL atau FL) minimal dimana ikan pernah memijah satu kali guna menjamin ketersediaan sumberdaya ikan dalam jangka panjang.
Untuk mengukur ikan yang akan ditangkap maka yaitu dengan mengukur mata jarring alat tangkap tersebut, karena ukuran mata jaring sangat menentukan ukuran ikan yang dapat ditangkap. Ukuran mata jaring biasanya diukur sebagai jarak antara dua sampul yang berseberangan pada saat mata jaring tersebut ditarik sehingga dua simpul yang berseberangan lainnya bertemu.
Pengaturan ukuran ikan yang ditangkap dengan menentukan ukuran mata jaring minimum (mesh size) dimungkinkan karena lolosnya atau tertangkapnya ikan oleh alat penangkapan ikan yang terbuat dari bahan jaring sangat ditentukan oleh perbandingan (relatif) antara ukuran lingkar tubuh ikan (body girth) terhadap keliling mata jaring (mesh perimeter).
Pada operasi penagkapan ikan yang menerapkan metode menyaring (filtering), seperti trawl, untuk ikan yang memiliki lingkar tubuh yang terlalu kecil dibandingkan dengan keliling mata jaring maka peluang ikan-ikan tersebut untuk tertangkap kecil. Sebaliknya, semakin besar ukuran ikan (lingkar tubuh) maka kan semakin besar juga peluang ikan-ikan tersebut untuk tertangkap. Hal ini dapat mudah dipahami karena ikan yang terlalu besar tidak akan dapat meloloskan diri dari kepungan jaring. Pada jaring trawl, semakin mendekati bagian code end ukuran mata jaringnya semakin kecil, dan ikan akan terkumpul pada bagian code end oleh karena itu bisanya ukuran ikan yang tertangkap jaring trawl, akan beragam mulai dari ikan berukuran kecil hingga yang berukuran besar.
Pada operasi penagkapan ikan yang menerapkan metode menjerat tubuh ikan (tangling) jika ikan memiliki lingkaran tubuh baik yang terlalu kecil ataupun yang terlalu besar maka peluang tertangkap ikan-ikan tersebut adalah kecil. Sebaliknya ikan-ikan yang memiliki kisaran ukuran tertentu memiliki peluang tertangkap lebih tinggi dibandingkan dengan ikan-ikan yang berukuran berbeda. Hal ini dapat dengan mudah dipahami karena jika terlalu kecil maka tubuh ikan akan dengan mudah lolos melewati mata jaring dan tidak akan terjerat. Demikian juga jika tubuh ikan terlalu besar maka tubuh ikan maka tubuh ikan tersebut tidak akan terjerat mata jaring. Ikan hasil tangkapan jaring insang biasanya berukuran relatif seragam, sesuai dengan ukuran mata jaring dan panjang ikan yang optimum tertangkap.
Misalnya pada pengelolaan Taman Laut Great Barrir reff di Australia menetapka peraturan-peraturan mengenai kegiatan penangkapan ikan salah satunya ukuran ikan yang boleh ditangkap. Sebagai contoh, jumlah kakap merah yang disebut red emperor (Lutjanus) dan ikan lencam yang disebut red throat emperor (Lethrinus) yang boleh dibawa oleh seorang pemancing paling banyak adalah 10 ekor ikan dan panjang setiap ekoranya minimum 35 cm. Peraturan tentang ukuran ikan yang boleh ditangkap tersebut akan memberikan implikasi pada komposisi hasil tangkapan yang dicirikan oleh ikan-ikan yang ukurannya memenuhi peraturan legal size.



III. PENUTUP

A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang sapat diambil dari penilisan paper ini adalah penerapan penetapan ukuran ikan yang di tangkap bertujuan untuk ketersediaan sumberdaya ikan yang berkelanjutan.
Masing-masing jenis ikan memiliki ukuran yang berbeda untuk layak tangkapnya. Pengukuran ikan yang akan ditangkap di tentukan oleh ukuran mata jarring.
B.  Saran
Sebaiknya kita sebagai manusia harus bisa mengelola sumberdaya perikanan dengan baik agar terciptanya sumberdaya perikanan yang beraneka ragam dan berkelanjutan.






DAFTAR PUSTAKA

Habibi, dkk. 2011. Seri Panduan Skala Kecil Perikanan Tuna-Panduan Penanganan dan Penangkapan.

Nuitja. 2010. Manajemen Sumberdaya Perikanan. Bogor
Mallawa, 2006 Pengelolaan Sumberdaya Ikan Berkelanjutan dab Bsrbasis Masyarakat. Makassar

1 komentar:

maartenjackquise mengatakan...

The Borgata Hotel Casino & Spa in Atlantic City starts with $1M
The Borgata Hotel Casino 나주 출장안마 & Spa will run 김포 출장샵 daily from 10:00 a.m. to 10:00 p.m. and 영주 출장마사지 offers non-refundable 정읍 출장마사지 hotel rooms with free 당진 출장안마 Wi-Fi and a garden