1. Bioconcentration
Biokonsentrasi
merupakan kondisi peningkatan konsentrasi polutan di lingkungan (Puspitasari, 2007).
Biokonsentrasi adalah
perpindahan senyawa kimia xenobiotik dari berbagai sumber di dalam lingkungan
ke makhluk hidup, yang menghasilkan suatu kepekatan yang umumnya lebih tinggi
di dalam makhluk hidup dibandingkan sumbernya (Pratama, 2002) .
Biokonsentrasi adalah
proses masuknya zat kimia ke dalam tubuh organisme dan kemudian terakumulasi. (Setyawan dkk, 2013)
2. Bioaccumulation
Bioakumulasi merupakan suatu proses dimana substansi
kimia mempengaruhi makhluk hidup dan ditandai dengan peningkatan konsentrasi
bahan kimia di tubuh organisme dibandingkan dengan konsentrasi bahan kimia itu
di lingkungan (Puspitasari 2007).
Bioakumulasi adalah suatu proses penumpukan
kandungan pestisida yang terjadi pada biota, yang menyebabkan terjadinya
kematian (toksisitas) serta terjadi akumulasi yang menyebabkan terjadinya
mutasi ( Fardiaz, 2004) .
Bioakumulasi adalah pemupukan pencemar yang terus
menerus dalam organ tubuh, sedangkan biomagnifikasi adalah masuknya zat kimia
dari lingkungan melalui rantai makanan yang pada akhirnya tingkat konsentrasi
zat kimia di dalam organisme sangat tinggi dan lebih tinggi dari bioakumulasi
yang sederhana (Soemirat, 2003).
3. Biomagnification
Biomagnifikasi merupakan proses perpindahan polutan
pestisida yang mengikuti arah dari rantai makanan dan akhirnya akan
terakumulasi pada karnivora tingkat paling atas (manusia). Proses ini
menyebabkan kelainan pada sistem tubuh hewan. Pada beberapa burung dapat
menyebabkan terhambatnya pembentukan Ca (kalsium) pada telur. (Taylor, 1998).
Biomagnifikasi adalah masuknya zat kimia dari
lingkungan melalui rantai makanan yang pada akhirnya tingkat konsentrasi zat
kimia di dalam organisme sangat tinggi dan lebih tinggi dari bioakumulasi yang
sederhana (Soemirat, 2003).
Biomagnifikasi berkaitan dengan peningkatan
konsentrasi suatu zat kimia (kontaminan) pada setiap tingkat tropik dari rantai
makanan (Palar, 2004).
4. Biotransformation
Biotransformasi adalah suatu tindak balas di
mana struktur molekul sebagian kimia organik diubah strukturnya oleh biomangkin
(Kalil dkk, 2013).
Biotransformation adalah proses yang dilakukan
oleh mikroorganisme atau enzim untuk merubah suatu senyawa menjadi suatu produk
produk dengan krangka dasar yang mirip (Rosazza,
1982).
5. Chemotransformation
6. Physicotransformation
7. Acute
Akut adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi atau penyakit yang terjadi
tiba-tiba, dalam waktu singkat, dan biasanya menunjukkan gangguan yang serius.
Untuk menggambarkan tingkat nyeri (rasa sakit), istilah akut digunakan untuk
menggambarkan rasa sakit yang hebat dan tajam. Demikian juga untuk perdarahan
akut, menandakan perdarahan yang terjadi cepat dan tiba-tiba dan biasanya
merupakan kondisi yang serius yang memerlukan pertolongan medis segera (Wahyudin,
2011).
kata akut berarti penyakit yang timbul secara mendadak dan
cepat memburuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Pada ilmu
kedokteran, Akut adalah:
a.
Serangan deras
b.
Aliran pendek.
8. Chronis
Kronis dalam arti medis itu adalah suatu penyakit yang
diderita dalam waktu yang sudah cukup lama, menahun dan namun belum juga
sembuh-sembuh. Kronis biasanya digunakan untuk sakit yang sudah cukup lama atau
menahun, sementara akut digunakan untuk sakit yang datangnya secara tiba-tiba
namun cukup parah, dan perlu dengan segera penanganan medis. (Anonim, 2013)
Kronik,
istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi atau penyakit yang
terjadi dalam periode lama, berulang, terjadi perlahan-lahan dan makin serius.
Berbeda dengan akut, kondisi kronik adalah proses yang terjadi secara perlahan,
makin lama makin parah atau menjadi berbahaya. Sebagai contoh, suatu penyakit
mungkin ditandai gejala yang ringan sehingga si penderita membiarkan saja tanpa
diobati. Seiring dengan waktu, penyakitnya makin parah dan berpotensi membahayakan
(Wahyudin, 2011)
9. Lethal
Concentration
10. Lethal
Dose
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Tentang Akut dan Kronis. http://laurencius1.blogspot.com. Diakses pada tanggal
21 September 2014.
Fardiaz
(2004). Dalam Fajri, 2011. Skripsi Analisis Histologi Ginjal Fejervarya limnocharis Bouie.
(Anura: Ranidae) yang Hidup Pada Areal
Pertanian Di Daerah Jorong Pincuran Tujuh, Kenagarian Koto Laweeh Kec. Koto,
Kab. Tanah Datar. Universitas Anadalas. Padang.
Kalil, dkk. 2003
Jurnal Teknologi, 38(C) Jun.: 61–68 ©. Universiti Teknologi. Malaysia
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014. Akut. http://kbbi.web.id. Diakses pada
tanggal 22 September 2014.
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka
Cipta. Jakarta.
Pratama, S.D.,
I. Raya, dan M. Zakir. 2002. Pengaruh Penambahan Glutation Pada Bioakumulasi
Ion Pb2+ Dan Cr6+Oleh Fitoplankton Laut Porphyridium Cruentum. Jurnal
Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Jilid 11 No.1. pp: 1-10.
Rachma Puspitasari. 2007. Laju
Polutan dalam Ekosistem Laut. Oseana, Volume XXXII. Jurnal Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta.
Rosazza, 1982
dalam Wida Kharismaya, 2010. Skripsi
biotransformasi palmatin oleh jamur endofit dari tumbuhan akar kuning
(Arcangelisia flavaL. Merr : Menispermaceae). Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Setyawan dkk.
2013
. Mikro anatomi insang sebagai indicator
pencemaran logam berat di perairan kaligarang semaranng. Unnes Journal of Life Science 2 (1) ISSN 2252-6277.
Universitas Negri Semarang.
Soemirat, J.
2003. Toksikologi Lingkungan, 5,
72-73. Standar Nasional Indonesia 06-2464-1991, Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Taylor, Brian.
1998. Bioaccumulation and
Biomagnification. Bio Factsheets
dalam Savitri, Salami. Kajian Kandungan Logam Berat Pada Ikan Air
Tawar Di Pasar Tradisional dan Pasar
Swalayan Kota Bandung. Institut Teknologi Bandung.
Wahyudin . 2011. Beda kronis dan akut. http://abunajmu.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
0 komentar:
Posting Komentar