Selasa, 02 Desember 2014

PEMANASAN GLOBAL (Global Warming)



TUGAS HIDROKLIMATOLOGI
“Pemanasan Global (Global Warming)












Oleh :
KHAIRUL IZZAH /G1D112014




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2014






PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)


1.        Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global (Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5 – 40 oC pada akhir abad 21.
Pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan seperti meningkatnya suhu air laut, sehingga penguapan di udara pun meningkat, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara. Adanya perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
2.    Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global menimbulkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dan sebagainya). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi :
(a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai
(b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara
(c) gangguan terhadap permukiman penduduk
(d) pengurangan produktivitas lahan pertanian
(e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dan sebagainya (Anonim, 2007).
Berbagai fenomena yang muncul terkait dengan pemanasan global antara lain sebagaimana yang dikemukakan oleh Merry Magdalena (2011), sebagai berikut :
(1). Kebakaran hutan besar-besaran.
(2). Situs purbakala cepat rusak
(3). Satelit bergerak lebih cepat
(4). Hanya yang terkuat yang akan bertahan. Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup.
(5). Pelelehan besar-besaran.
(6). Mekarnya tumbuhan di Kutub Utara
(7). Habitat makhluk hidup pindah ke dataran lebih tinggi

Sejak revolusi industri, konsentrsi gas-gas rumah kaca telah meningkat, terutama dalam kaitannya dengan aktivitas manusia sepanjang lima puluh tahun terakhir penetrasi gas-gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer, seperti misalnya gas karbon dioksida, metana, nitro oksida dan gas rumah kaca yang lain di dalam atmosfer telah dengan cepat meningkat, terutama sekali sepanjang beberapa decade ini. Dengan demikian menahan sebagian energi panas yang dipantulkan bumi dan membiarkan radiasi surya untuk menembus atmosfer , gas ini bertindak sebagai suatu atap kaca pada satu rumah kaca, dengan demikian menghangatkan planet bumi. Sejak akhir abad 19, rat-rata temperatur permukaan bumi sudah meningkat sekitar satu derajat Fahrenheit (0.6 derajat Celsius). Sedangkan kombinasi suhu laut dan daratan pada tahun 2000 adalah sebesar  0,29 deajat Celsius di atas rata-rata suhu pada tahun 1961-1990 (Godish, 2004)
Apabila efek rumah kaca tidak segera ditangani, maka pada tahun 2100 diprediksikan temperatur atmosfer akan meningkat 1,5-4,5°C. Hal itu akan mengakibatkan permukaan air laut naik, sehingga dapat menenggelamkan daerah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil. Selain itu, kenaikan suhu permukaan bumi akan mengakibatkan kegagalan panen, kelangkaan air, banjir, dan kekeringan. Dampak lainnya dapat mengakibatkan musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati. Padahal jumlah penduduk dunia terus berkembang. Diperkirakan, perkembangan kepadatan penduduk dunia akan menjadi 10 milyar jiwa pada tahun 2030 dari 6 milyar jiwa tahun 2000. Hal ini akan berdampak pada kebutuhan dunia akan sumberdaya hayati untuk bahan pangan, bahan pakan, bahan baku industri, bahan obat-obatan, bahan kosmetika, bahan pemuliaan, dan bahan untuk pengelolaan lingkungan itu sendiri
3. Faktor-Faktor Penyebab Pemabasan Global
a.    Efek Rumah Kaca
b.    Penipisan Lapisan Ozon
c.    Kelestarian Hutan

UPAYA PENANGGULANGAN GLOBAL WARMING MELALUI GREEVOURRECOM
Tinjauan Umum Greevourrecom
Salah satu cara efektif untuk menanggulangi pemanasan global adalah melalui greevourrecom. Greevourrecom merupakan sebuah singkatan yang  menyatakan gabungan dari Green Revolution, Four Re (Reduce, Reuse, Recycle, Replace) dan Composting.
Revolusi hijau (Green Revolution)
Green revolution merupakan cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara yakni dengan menanam tanaman dalam jumlah banyak dan memeliharanya (Susanta dkk, 2007).
Reduce, Reuse, Recycle, Replace, dan Composting merupakan salah satu bentuk penanggulangan terhadap sampah (Hamit, 2008).
Reduce (mengurangi sampah)
Reduce (mengurangi sampah) merupakan langkah pertama untuk mencegah penimbunan sampah (Hamit, 2008).
Reuse (menggunakan kembali)
Reuse (menggunakan kembali) berarti menghemat dan mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang telah dipakai (Hamit, 2008).
Recycle (mendaur ulang)
Recycle (mendaur ulang), mendaur ulang diartikan mengubah sampah menjadi produk baru, khususnya untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama (Hamit, 2008).
Replace (mengganti)
Replace (mengganti), yakni mengganti barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama (Hamit, 2008).
Composting (pembuatan kompos)
Composting merupakan proses pembusukan secara alami dari materi  organik (Hamit, 2008).

Daftar Rujukan
Muhi. A. H.  2011. Pemanasan Global (Global Warming). Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor. Jawa Barat.

Nikmah , dkk. 2010. Upaya  Penanggulangan  Global Warming Melalui Greevourrecom. Universitas Negeri Malang.

Fadliah. Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi . Manajen Pendidikan Fakultas Jlmu Pendidikan UNG.

Cahyono. Pengaruh Pemanasan Gelobal Terhadap Lingkungan Bumi. Penelitian Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara, LAPAN.

Suryati Tuti, Fadliah Salim dan Titiresmi. 2007. Pemanasan Global dan Keanekaragaman Hayati. J. Tek.Ling Vol.8 No.1 Hal.61-68, Januari 2007 ISSN 1441-318. Peneliti di Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.

0 komentar: