TUGAS HIDROKLIMATOLOGI
“Pemanasan Global (Global
Warming)”
Oleh :
KHAIRUL
IZZAH
/G1D112014
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS
PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2014
PEMANASAN
GLOBAL (GLOBAL WARMING)
1.
Pengertian
Pemanasan Global
Pemanasan
global (Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan
temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse
effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi
matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan
kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5
– 40 oC pada akhir abad 21.
Pemanasan global menyebabkan
terjadinya perubahan seperti meningkatnya suhu air laut, sehingga penguapan di
udara pun meningkat, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara.
Adanya perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
2. Dampak
Pemanasan Global
Pemanasan global
menimbulkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti
pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna
tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dan sebagainya). Sedangkan dampak
bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi :
(a) gangguan terhadap fungsi kawasan
pesisir dan kota pantai
(b) gangguan
terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan
bandara
(c) gangguan terhadap permukiman
penduduk
(d) pengurangan produktivitas
lahan pertanian
(e)
peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dan sebagainya (Anonim, 2007).
Berbagai fenomena
yang muncul terkait dengan pemanasan global antara lain sebagaimana yang
dikemukakan oleh Merry Magdalena (2011), sebagai berikut :
(1).
Kebakaran hutan besar-besaran.
(2).
Situs purbakala cepat rusak
(3).
Satelit bergerak lebih cepat
(4).
Hanya yang terkuat yang akan bertahan. Akibat musim yang kian tak menentu, maka
hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup.
(5). Pelelehan besar-besaran.
(6).
Mekarnya tumbuhan di Kutub Utara
(7).
Habitat makhluk hidup pindah ke dataran lebih tinggi
Sejak revolusi
industri, konsentrsi gas-gas rumah kaca telah meningkat, terutama dalam
kaitannya dengan aktivitas manusia sepanjang lima puluh tahun terakhir
penetrasi gas-gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer, seperti misalnya gas karbon dioksida,
metana, nitro oksida dan gas rumah kaca yang lain di dalam atmosfer telah
dengan cepat meningkat, terutama sekali sepanjang beberapa decade ini. Dengan
demikian menahan sebagian energi panas yang dipantulkan bumi dan membiarkan
radiasi surya untuk menembus atmosfer , gas ini bertindak sebagai suatu atap
kaca pada satu rumah kaca, dengan demikian menghangatkan planet bumi. Sejak
akhir abad 19, rat-rata temperatur permukaan bumi sudah meningkat sekitar satu
derajat Fahrenheit (0.6 derajat Celsius). Sedangkan kombinasi suhu laut dan
daratan pada tahun 2000 adalah sebesar
0,29 deajat Celsius di atas rata-rata suhu pada tahun 1961-1990 (Godish,
2004)
Apabila efek rumah kaca tidak segera
ditangani, maka pada tahun 2100 diprediksikan temperatur atmosfer akan
meningkat 1,5-4,5°C. Hal itu akan mengakibatkan permukaan air laut naik,
sehingga dapat menenggelamkan daerah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil.
Selain itu, kenaikan suhu permukaan bumi akan mengakibatkan kegagalan panen,
kelangkaan air, banjir, dan kekeringan. Dampak lainnya dapat mengakibatkan
musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati. Padahal jumlah penduduk dunia terus berkembang.
Diperkirakan, perkembangan kepadatan penduduk dunia akan menjadi 10 milyar jiwa pada tahun 2030
dari 6 milyar jiwa tahun 2000. Hal ini akan berdampak pada kebutuhan dunia akan sumberdaya hayati untuk bahan pangan, bahan pakan, bahan baku industri,
bahan obat-obatan, bahan kosmetika, bahan pemuliaan, dan bahan untuk pengelolaan lingkungan itu sendiri
3. Faktor-Faktor Penyebab Pemabasan Global
a.
Efek Rumah Kaca
b.
Penipisan
Lapisan Ozon
c.
Kelestarian
Hutan
UPAYA PENANGGULANGAN GLOBAL
WARMING MELALUI GREEVOURRECOM
Tinjauan
Umum Greevourrecom
Salah satu cara efektif untuk menanggulangi
pemanasan global adalah melalui greevourrecom. Greevourrecom merupakan sebuah
singkatan yang menyatakan gabungan dari Green
Revolution, Four Re (Reduce, Reuse, Recycle, Replace) dan Composting.
Revolusi
hijau (Green Revolution)
Green revolution merupakan
cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara yakni dengan
menanam tanaman dalam jumlah banyak dan memeliharanya (Susanta dkk, 2007).
Reduce, Reuse, Recycle, Replace, dan
Composting merupakan salah satu bentuk penanggulangan terhadap sampah (Hamit,
2008).
Reduce
(mengurangi sampah)
Reduce (mengurangi
sampah) merupakan langkah pertama untuk mencegah penimbunan sampah (Hamit,
2008).
Reuse
(menggunakan kembali)
Reuse (menggunakan
kembali) berarti menghemat dan mengurangi sampah dengan cara menggunakan
kembali barang-barang yang telah dipakai (Hamit, 2008).
Recycle
(mendaur ulang)
Recycle (mendaur
ulang), mendaur ulang diartikan mengubah sampah menjadi produk baru, khususnya
untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama
(Hamit, 2008).
Replace
(mengganti)
Replace (mengganti),
yakni mengganti barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih
tahan lama (Hamit, 2008).
Composting
(pembuatan kompos)
Composting merupakan
proses pembusukan secara alami dari materi
organik (Hamit, 2008).
Daftar Rujukan
Muhi. A. H. 2011. Pemanasan Global (Global Warming). Institut Pemerintahan Dalam Negeri
(IPDN), Jatinangor. Jawa Barat.
Nikmah , dkk. 2010. Upaya Penanggulangan Global
Warming Melalui Greevourrecom. Universitas Negeri Malang.
Fadliah.
Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi . Manajen
Pendidikan Fakultas Jlmu Pendidikan UNG.
Cahyono.
Pengaruh Pemanasan Gelobal Terhadap Lingkungan Bumi. Penelitian Bidang
Pengkajian Ozon dan Polusi Udara, LAPAN.
Suryati Tuti, Fadliah Salim dan Titiresmi. 2007. Pemanasan
Global dan Keanekaragaman Hayati. J.
Tek.Ling Vol.8 No.1 Hal.61-68, Januari 2007 ISSN 1441-318. Peneliti di Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.

0 komentar:
Posting Komentar