PENGENDALIAN PENCEMARAAN
PERAIRAN
“ Dampak Pencemaran
Perairan dari Non Point Resouces”
Oleh
KHAIRUL IZZAH :
G1D112014
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS
PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air
memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia dan juga makhluk hidup
lainnya. Oleh Manusia air dipergunakan untuk minum, memasak, mencuci dan mandi.
Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang,
industri, dan masih banyak lagi. Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat,
energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas
air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa,
dan warna.
Masalah
pencemaran air yang ada di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Akibat
dari pencemaran air merusak ekosistem yang di dalam maupun di luar kehidupan
air terganggu. Pencemaran air juga dapat berdampak bagi kehidupan manusia yang
tidak pernah luput dari penggunaan air. Namun pencemaran air dapat diatasi
dengan berbagai cara baik dari diri sendiri maupun dari instansi pemerintahan.
Tindakan
manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah
menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya,
pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap
organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang
dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan
pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau
blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan
tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari
tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di
bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen
yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui dampak pencemaran perairan dari Non Point Resouces.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran
air adalah peristiwa masuknya zat-zat atau komponen yang lainnya yang
menyebabkan kualitas air terganggu bahkan menurun. Pencemaran air bersumber
dari beberapa hal yaitu limbah pertanian, limbah rumah tangga, limbah industry
dan penangkapan ikan yang tidak dilakukan dengan semestinya. (anugrah, 2014).
Pencemaran air terjadi
bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas
badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu atau tidak dapat digunakan untuk
keperluan tertentu (sesuai peruntukannya, misalnya sebagai bahan baku air
minum, keperluan perikanan, industri, dan lain-lain) (Sunu, 2001).
Non Point (diffuse) sources : berasal dari proses penggerusan mineral, atau
erosi lahan dan hutan termasuk sisa dari vegetasi alami atau berasal dari
sumber buatan atau semi buatan. Sumber buatan berhubungan dengan aktivitas
manusia seperti aplikasi pestisida atau pupuk, erosi tanah dari area pertanian
dan peternakan; transportasi dan erosi pada pembangunan perkotaan (Novita, 2014)
III.
ISI
Pencemaran
air adalah peristiwa masuknya zat-zat atau komponen yang lainnya yang
menyebabkan kualitas air terganggu bahkan menurun. Adapun penyebab pencemaran
perairan salah satunya bersumber dari senyawa non-pular.
Sumber pencemaran dapat berasal dari satu titik tertentu yang diketahui (point
resource), Sebaliknya pencemaran juga terjadi di suatu perairan
karena sumber yang tak diketahui dengan pasti, misalnya dari buangan rumah
tangga, air larian dari lapangan golf, dari peternakan, ataupun pertanian. Zat
buangan yang dapat menimbulkan pencemaran terakumulasi semakin banyak, dan pada
suatu tempat air sungai sudah sangat tercemar. Sumber pencemaran yang tersebar
tersebut (non point
resources) lebih sukar untuk dikontrol.
Contoh Sumber
pencemaran yang tidak bisa dikenali asalnya (non point polutan) dan yang tidak dapat di identifikasi sumbernya adalah :
1) Limbah rumah tangga
Karena limbah rumah tangga merupakan pencemar air
terbesar selain limbah-limbah industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya.
Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur, sungai. Semakin besar
populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya.
Limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti misalnya
kertas, plastik, dan lain-lain. Diantara nya
ada yang mudah terurai dan juga tidak dapat terurai. Limbah rumah tangga juga
ada yang beracun misalnya sisa obat, baterai bekas, air aki. Limbah tersebut
tergolong bahan berbahaya beracun (B3).
2) Limbah pertanian
Berupa sisa tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan
misalnya dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan.
Limbah pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak
terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar
sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme-organisme
yang hidup dalamnya.
3) Limbah lalu lintas
Berupa oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari kapal
tangker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak dapat
mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga
sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.
Pencemaran minyak di perairan paling sering terjadi
dibandingkan di darat dan sangat memprihatinkan terutama di perairan laut.
Polusi dari tumpahnya minyak di laut merupakan sumber pencemar laut yang selalu
menjadi fokus perhatian masyarakat luas, karena akibatnya sangat cepat
dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk
hidup di sekiar pantai tersebut. Pencemaran minyak semakin banyak terjadi
sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan minyak untuk dunia industri yang
harus diangkut dari sumbernya yang cukup jauh. Meningkatnya jumlah
anjungan-anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Dan juga karena semakin
meningkatnya transportasi laut.
Adapun pencemaran minyak di laut berasal dari :
a. Ladang minyak bawah laut
b. Operasi kapal tanker
c. Docking
d. Terminal bongkar muat tengah laut
e. Tangki ballast dan tangki bahan
bakar
f. Scrapping kapal
g. Kecelakaan tanker
h. Sumber di darat ( minyak pelumas
bekas)
i. Tempat pembersihan ( dari limbah
pembuangan refinery)
Salah satu contoh pantai yang sering
tercemar oleh minyak yaitu pantai Balikpapan. Dampak pencemaran lumpur minyak
di pantai Balikpapan langsung terasa, berbagai biota laut yang hidup di
pinggiran pantai seperti ikan kecil, kerang, kepiting, mati karena terjebak
lumpur minyak atau masyarakat nelayan menyebutnya lantung. Tubuh biota laut
hitam diselimuti lumpur minyak sehingga tidak mungkin lagi bergerak. Jaring
penangkap ikan rusak tidak bisa dipakai lagi dan badan perahu nelayan dikotori
tumpahan minyak yang untuk membersihkannya susah.
Pencemaran laut akibat minyak dapat
membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan
yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan banyak pula yang
berimigrasi ke daerah lain. Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan
menghalangi sinar matahari masuk sampai lapisan air dimana ikan berdiam.
Pencemaran minyak dilaut juga
merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut terhadap sistem perakaran mengrove
yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup
minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam
waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang
mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut.
Ekositem terumbu karang juga tidak
luput dari pengaruh pencemaran minyak, jika terjadi kontak secara langsung
antara terumbu karang dengan minyak, maka akan terjadi kematian terumbu karang
yang meluas. Akibat jangka panjang yang paling potensial dan paling berbahaya
adalah jika minyak masuk ke dalam sedimen. Burung laut merupakan komponen
kehidupan pantai dapat dilihat dan sangat berpengaruh akibat tumpahan minyak.
Akibat yang paling nyata pada burung laut adalah terjadi penyakit fisik.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa diambil yaitu salah satu sumber
pencemar yaitu pencemaran juga
terjadi di suatu perairan karena sumber yang tak diketahui dengan pasti (non point resources), misalnya dari Limbah rumah
tangga, Limbah lalu lintas, dari
peternakan, ataupun pertanian. Zat buangan yang dapat menimbulkan pencemaran
terakumulasi semakin banyak, dan pada suatu tempat air sungai sudah sangat
tercemar. Sumber pencemaran yang tersebar tersebut (non point resources) lebih sukar untuk dikontrol.
Dampaknya sangat berpengaruh pada
lingkungan maupun biota air bahkan bisa mengakibatkan kematian pada biota itu
sendiri.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya
sampaikan adalah agar adanya suatu badan yang bisa menangani atau menanggulangi
pencemaran air karena minyak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncowati. 2010. Pengaruh Pencemaran Minyak Di laut Terhadap
Ekosistem Laut. Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Pelabuhan, Volume 1, Nomor 1.
Universitas Hang Tuah
Novan
Anugrah. Jurnal Pencemaran Air Volume 2,
hal. 1-7 . acemedia.edu.
Sunu dalam
Widyaningsih. 2012. Pengaruh Variasi Biomassa Eceng Gondok (Eichornia
crassipes) Terhadap Kandungan Krom (Cr) Limbah Cair Industri Sablon “Temenan”
Monjali Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

0 komentar:
Posting Komentar