Selasa, 02 Desember 2014

PENGENDALIAN PENCEMARAAN PERAIRAN



PENGENDALIAN PENCEMARAAN PERAIRAN
“ Dampak Pencemaran Perairan dari Non Point Resouces”











  
Oleh

KHAIRUL IZZAH : G1D112014
   


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2014





I.     PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Air memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Oleh Manusia air dipergunakan untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi. Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.
Masalah pencemaran air yang ada di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Akibat dari pencemaran air merusak ekosistem yang di dalam maupun di luar kehidupan air terganggu. Pencemaran air juga dapat berdampak bagi kehidupan manusia yang tidak pernah luput dari penggunaan air. Namun pencemaran air dapat diatasi dengan berbagai cara baik dari diri sendiri maupun dari instansi pemerintahan.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik  pada perairan dan mencemari air. Misalnya,  pembuangan detergen ke perairan dapat  berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah  persawahan atau ladang dengan pupuk  buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi  permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar  perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di  bawah permukaan tidak dapat  berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
B.  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dampak pencemaran perairan dari Non Point Resouces.



II.  TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat-zat atau komponen yang lainnya yang menyebabkan kualitas air terganggu bahkan menurun. Pencemaran air bersumber dari beberapa hal yaitu limbah pertanian, limbah rumah tangga, limbah industry dan penangkapan ikan yang tidak dilakukan dengan semestinya. (anugrah, 2014).
Pencemaran air terjadi bila beberapa bahan atau kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu atau tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu (sesuai peruntukannya, misalnya sebagai bahan baku air minum, keperluan perikanan, industri, dan lain-lain) (Sunu, 2001).
Non Point (diffuse) sources : berasal dari proses penggerusan mineral, atau erosi lahan dan hutan termasuk sisa dari vegetasi alami atau berasal dari sumber buatan atau semi buatan. Sumber buatan berhubungan dengan aktivitas manusia seperti aplikasi pestisida atau pupuk, erosi tanah dari area pertanian dan peternakan; transportasi dan erosi pada pembangunan perkotaan (Novita, 2014)  



III.   ISI

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat-zat atau komponen yang lainnya yang menyebabkan kualitas air terganggu bahkan menurun. Adapun penyebab pencemaran perairan salah satunya bersumber dari senyawa non-pular.
Sumber pencemaran dapat berasal dari satu titik tertentu yang diketahui (point resource), Sebaliknya pencemaran juga terjadi  di suatu perairan karena sumber yang tak diketahui dengan pasti, misalnya dari buangan rumah tangga, air larian dari lapangan golf, dari peternakan, ataupun pertanian. Zat buangan yang dapat menimbulkan pencemaran terakumulasi semakin banyak, dan pada suatu tempat air sungai sudah sangat tercemar. Sumber pencemaran yang tersebar tersebut (non point resources) lebih sukar untuk dikontrol.
Contoh Sumber pencemaran yang tidak bisa dikenali asalnya (non point polutan) dan yang tidak dapat di identifikasi sumbernya adalah :
1)    Limbah rumah tangga
Karena limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya. Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur, sungai. Semakin besar populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya.
Limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti misalnya kertas, plastik, dan lain-lain. Diantara nya ada yang mudah terurai dan juga tidak dapat terurai. Limbah rumah tangga juga ada yang beracun misalnya sisa obat, baterai bekas, air aki. Limbah tersebut tergolong bahan berbahaya beracun (B3).
2)   Limbah pertanian
Berupa sisa tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan misalnya dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan. Limbah pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme-organisme yang hidup dalamnya.
3)   Limbah lalu lintas
Berupa oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari kapal tangker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.
Pencemaran minyak di perairan paling sering terjadi dibandingkan di darat dan sangat memprihatinkan terutama di perairan laut. Polusi dari tumpahnya minyak di laut merupakan sumber pencemar laut yang selalu menjadi fokus perhatian masyarakat luas, karena akibatnya sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di sekiar pantai tersebut. Pencemaran minyak semakin banyak terjadi sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan minyak untuk dunia industri yang harus diangkut dari sumbernya yang cukup jauh. Meningkatnya jumlah anjungan-anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Dan juga karena semakin meningkatnya transportasi laut.
Adapun pencemaran minyak di laut berasal dari :
a.    Ladang minyak bawah laut
b.    Operasi kapal tanker
c.    Docking
d.   Terminal bongkar muat tengah laut
e.    Tangki ballast dan tangki bahan bakar
f.     Scrapping kapal
g.    Kecelakaan tanker
h.    Sumber di darat ( minyak pelumas bekas)
i.      Tempat pembersihan ( dari limbah pembuangan refinery)
Salah satu contoh pantai yang sering tercemar oleh minyak yaitu pantai Balikpapan. Dampak pencemaran lumpur minyak di pantai Balikpapan langsung terasa, berbagai biota laut yang hidup di pinggiran pantai seperti ikan kecil, kerang, kepiting, mati karena terjebak lumpur minyak atau masyarakat nelayan menyebutnya lantung. Tubuh biota laut hitam diselimuti lumpur minyak sehingga tidak mungkin lagi bergerak. Jaring penangkap ikan rusak tidak bisa dipakai lagi dan badan perahu nelayan dikotori tumpahan minyak yang untuk membersihkannya susah.
Pencemaran laut akibat minyak dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan banyak pula yang berimigrasi ke daerah lain. Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi sinar matahari masuk sampai lapisan air dimana ikan berdiam.
Pencemaran minyak dilaut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut terhadap sistem perakaran mengrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut.
Ekositem terumbu karang juga tidak luput dari pengaruh pencemaran minyak, jika terjadi kontak secara langsung antara terumbu karang dengan minyak, maka akan terjadi kematian terumbu karang yang meluas. Akibat jangka panjang yang paling potensial dan paling berbahaya adalah jika minyak masuk ke dalam sedimen. Burung laut merupakan komponen kehidupan pantai dapat dilihat dan sangat berpengaruh akibat tumpahan minyak. Akibat yang paling nyata pada burung laut adalah terjadi penyakit fisik.



IV.   PENUTUP

A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa diambil yaitu salah satu sumber pencemar yaitu pencemaran juga terjadi  di suatu perairan karena sumber yang tak diketahui dengan pasti (non point resources), misalnya dari Limbah rumah tangga, Limbah lalu lintas, dari peternakan, ataupun pertanian. Zat buangan yang dapat menimbulkan pencemaran terakumulasi semakin banyak, dan pada suatu tempat air sungai sudah sangat tercemar. Sumber pencemaran yang tersebar tersebut (non point resources) lebih sukar untuk dikontrol. Dampaknya sangat berpengaruh pada lingkungan maupun biota air bahkan bisa mengakibatkan kematian pada biota itu sendiri.
B.  Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah agar adanya suatu badan yang bisa menangani atau menanggulangi pencemaran air karena minyak tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Kuncowati. 2010. Pengaruh Pencemaran Minyak Di laut Terhadap Ekosistem Laut. Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Pelabuhan, Volume 1, Nomor 1. Universitas Hang Tuah

Novan Anugrah. Jurnal Pencemaran Air  Volume 2, hal. 1-7 . acemedia.edu.
Sunu  dalam Widyaningsih. 2012. Pengaruh Variasi Biomassa Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Terhadap Kandungan Krom (Cr) Limbah Cair Industri Sablon “Temenan” Monjali Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

0 komentar: