EKOLOGI LAHAN BASAH
INTERAKSI DAN
INTERELASI FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK
I.
PEDAHULUAN
A.
Latar belakang
Secara
umum di masyarakat sering disebut istilah “lingkungan hidup”. Lingkungan hidup
adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Lingkungan
hidup itu terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik :
a. Komponen abiotik,
yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, matahari
dan sebagainya.
b. Komponen biotik, yaitu
terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
Komponen-komponen
yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu
ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat
mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang interaksi dan
interelasi faktor biotik dan faktor abiotik.
II. ISI
Kehidupan
komponen biotik dipengaruhi oleh komponen abiotiknya. Sedangkan keadaan
komponen abiotik ditunjang oleh komponen biotik. Oleh karena itu terjadi
hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik. Contoh
hubungan itu adalah sebagai berikut.
1. Komponen biotik
memengaruhi komponen abiotik. Contohnya adalah tumbuhan hijau dalam proses
fotosintesis menghasilkan oksigen, sehingga kadar oksigen meningkat dan suhu
lingkungan menjadi sejuk. Jadi tumbuhan hijau (komponen biotik) mampu
memengaruhi komposisi udara dan suhu lingkungan (komponen abiotik).
2. Komponen abiotik memengaruhi komponen biotik.
Contohnya adalah cahaya, tanah, air, udara, dan unsur hara (komponen abiotik)
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (komponen biotik). Sedangkan
contoh hubungan saling ketergantungan antara sesama komponen biotik adalah
sebagai pola interaksi berikut.
·
Predasi itu
adalah suatu bentuk hubungan antara pemangsa dan mangsanya. Contohnya interaksi
kucing dengan tikus yang kadang-kadang nanti berteman nanti musuhan juga.
·
Simbiosis adalah
bentuk hidup bersama dari organisme yang berbeda dengan hubungan yang erat.
Sementara Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Simbiosis pun
dapat dibedakan menjadi empat macam simbiosis sebagai berikut.
1. Simbiosis
mutualisme, adalah cara hidup dengan timbal balik antara dua makhluk hidup yang
saling menguntungkan antar individu makhluk hidup yang berlainan jenis atau
berbeda spesies. Contoh : ikan nemo dan anemone laut
2. Simbiosis
komensalisme adalah cara hidup bersama atau timbal balik antara dua makhluk
hidup yang berlainan jenis atau berbeda spesies dengan salah satu spesies
mendapatkan keuntungan dari yang lain sementara spesies yang lainnya tidak
dirugikan. Contoh : ikan paus dan ikan remora
3. Simbiosis
parasitisme, yakni cara hidup bersama atau timbal balik antara dua makhluk
hidup yang berbeda spesies, dengan salah satu makhluk hidup memperoleh
keuntungan dan yang lainnya dirugikan. Contoh : ikan paus dengan teritip
4. Simbiosis
protokooperasi, yakni cara hidup bersama atau timbal balik antara dua makhluk
hidup yang berbeda spesies, di mana jika kedua makhluk hidup bersimbiosis atau
bersatu akan menjadi lebih baik.
a.
Pengaruh komponen abiotik terhadap komponen
biotik
Air merupakan salah
satu contoh komponen abiotik dalam ekosistem. Air sangat berguna bagi makhluk
hidup. Tumbuhan sangat memerlukan air, misalnya untuk bahan baku fotosintetis.
Akar tumbuhan menembus ke dalam tanah untuk menyerap air dan zat-zat hara. Jika
tanah mengandung cukup air maka tumbuhan akan tumbuh subur. Sebaliknya, jika
kekurangan air, tumbuhan tidak akan tumbuh dengan baik. Selain berguna bagi
tumbuhan, air juga berguna bagi hewan dan manusia. Hewan memerlukan air untuk
minum. Bagi hewan air seperti udang, ikan dan ketam; air merupakan tempat
tinggal bagi mereka.manusia memerlukan air untuk berbagai keperluan, seperti
minum, memasak, mandi dan mencuci. Contoh
lain komponen abiotik yang berpengaruh terhadap komponen biotik adalah
udara. Di dalam udara terdapat gas oksigen dan karbon dioksida.Oksigen
merupakan gas yang diperlukan untuk pernapasan, baik manusia, hewan maupun
tumbuhan. Adapun karbon dioksida merupakan gas yang menjadi salah satu bahan
baku fotosintetis tumbuhan hijau
b. Pengaruh komponen biotik terhadap komponen abiotik
Tumbuhan
sangat berpengaruh terhadap tanah tempat hidupnya contohnya dalam kegiatan
penghijauan. Penghijauan biasanya dilakukan pada lahan yang krisis dengan
tujuan untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut.
Adanya
pohon-pohon penghijauan diharapkan dapat memengaruhi tanah sebagai komponen
biotiknya dengan cara mengubah struktur tanah dan mengurangi erosi. Sisa-sisa
tumbuhan yang berupa daun kering yang gugur dan jatuh ke tanah akan mencegah
cucuran air hujan yang jatuh langsung ke permukaan tanah. Tanpa ada daun itu,
tanah akan terpadatkan oleh air hujan sehingga daya serapnya berkurang. Jika
daun-daun tersebut membusuk dan bercampur dengan tanah maka akan membentuk
humus, yaitu lapisan tanah yang sangat subur untuk pertanian. Disamping itu,
akar-akar tumbuhan juga dapat menahan partikel-partikel tanah dari erosi. Contoh
lainnya adalah pengaruh cacing tanah terhadap tanah. Cacing tanah dapat
menjadikan tanah berongga-rongga sehingga dapat memperkaya kandungan udara di
dalamnya. Udara di dalam tanah sangat berperan bagi pernapasan akar tumbuhan.
Selain itu juga membantu proses penyerapan zat-zat hara oleh akar tanaman dan
dapat mendukung hidupnya mikroorganisme tertentu yang menguntungkan tanaman.
Jadi, cacing tanah sebagai komponen biotik dapat mempengaruhi komponen
abiotiknya.
III. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah
ini adalah bahwa komponen abiotik dan biotik saling ketergantungan dan
berinteraksi sehingga interaksi ini yang membentuk
ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Komponen
biotik. https://dewaarka.files.wordpress.com
Anonim.
2013. Ketergantunga antar komponen. http://lilyistigfaiyah.blogspot.com
Widodo, A. 2006.
The Feauture of Biology Lessons: Results of a Video Study. Paper presented at
the Second UPIUPSI Joint Internatinal Conference, Bandung, August 8-9, 2006.
0 komentar:
Posting Komentar